Kutaruh tasku dengan asal, kubanting pintu sekencang mungkin. Badmood. Itulah satu kata yang mengungkapkan perasaanku kini. Entahlah, perasaan ini bercampur menjadi satu, kesal dan sedih.
Aku mulai membaringkan diri di atas kasur kesayanganku. Kasur dan sebuah lagu yang (lagi lagi) ku butuhkan kali ini.Ya, semua itu membuatku selalu bisa menjadi lebih tenang. Aku mengambil ponsel dan headset dari dalam tas sekolah. Lagu demi lagu ku nikmati dengan penuh penghayatan. Hatiku mulai membaik, rasanya lebih tenang, lebih damai,menyendiri dalam kamar sambil mendengarkan lagu. ini memang obat yang paling manjur untuk menaikkan moodku agar lebih baik lagi.
Aku mulai memenjamkan mata.......perlahan-lahan mataku mulai terpejam. Dan.....DEG! Aku yang semula ingin tertidur pulas tiba-tiba terlonjak kaget. "Di dalam hati ini hanya satu nama yang ada di tulus hati ku ingini"................................. "Tuhan memang satu kita yang tak sama, namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda" lagu ini, lagu peri cintaku. lagu ini yang selalu mengingatkanku, mengingatkanku padanya......
**
Aku tahu, sangat tahu. Kita berbeda. Berbeda dalam segala hal. Baik segi sosial, fisik, karakter dan agama. Itu yang membuat kita tidak akan pernah sama. Kamu tahu? aku sangat sangat sangat ingin kita menjadi satu, menyamakan semua perbedaan itu tapi, rasanya tidak mungkin. Seperti menyatukan air dan minyak, tidak akan pernah menyatu, ada jarak dan ruang yang memisahkan. Ya,seperti kita ini.
Mungkin banyak orang di luar sana yang juga merasakan hal yang sama denganku. Yang "Jatuh" pada waktu dan situasi yang tidak tepat. Tapi inilah aku, yang hanya ingin merasakan seperti halnya remaja yang lain. Bisa merasakan yang namanya "Jatuh Cinta", bisa merasakan kegilaan-kegilaan, yang selalu mengalahkan logika dengan perasaan, yang ingin mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu dicintai.
Tapi, lagi-lagi aku berfikir, itu tidak akan pernah terjadi. Walaupun aku percaya keajaiban, untuk hal seperti ini, hal yang tidak bisa aku lawan, sesuatu hal yang mempunyai dinding yang sangat tinggi dan yang tebal sehingga aku dan mungkin juga kamu tidak bisa mengalahkan dinding itu.
Memendam rasa. Diam. Itulah aku, aku hanya bisa diam-diam menyukaimu. Aku mulai terbiasa dengan itu, yang memandangmu dari kejauhan, yang hanya bisa menyimpan foto-fotomu dari contact bbmku, dengan cara diam-diam. Kadang merasa lelah terus menerus melakukan hal seperti ini. Aku seperti pengecut, yang memandang matamu saja aku tidak berani, apalagi untuk berkata apapun padamu.
**
"Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi........" Lamunanku terhenti seiring lagu yang kudengar mulai melambat. Benar, perasaanku sudah mulai membaik dari semula. Tapi asal kau tau, perasaanku belum benar-benar membaik. Belum bebas.
Akhir dari semua lamunanku, aku berharap dan berdoa pada-Nya, semoga suatu saat nanti kita akan selalu bersama walaupun tidak menjadi satu.
Sabtu, 25 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)