langsung aja ya. ini isi surat cintaku. maaf alay + lebay :p -->
Seulas Senyuman di Wajahmu
Dear kamu, pemilik senyum terindah.
Aku tidak tahu harus bagaimana memulainya karena aku pun juga tidak tahu harus bagaimana mengakhirinya. Dan sekarang, aku ingin mencoba memulainya lewat secarik kertas ini. Memulai menceritakan apa yang kurasakan selama ini padamu, walaupun begitu sulit.
Oh ya? Apa kamu masih ingat kapan kita pertama kali bertemu? Tentunya aku masih ingat kapan kita pertama kali bertemu. Yaitu, sejak 2 minggu aku menjadi pelajar SMA. Aku melihatmu sedang bercanda gurau dengan salah satu temanmu. Aku terpaku sejenak melihat dirimu yang benar-benar begitu bahagia dan tertawa sangat lepas. Sampai saat ini kejadian itu masih selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Karena saat itu ada sesuatu yang tak kuduga. Kamu tau apa itu? Hm...mungkin aku menyebutkan kejadian itu seperti love at first sight. Ya…mungkin ini terdengar konyol bagimu tapi inilah yang kurasakan. Aku juga tidak tahu persis mengapa aku suka padamu tapi…satu hal yang paling aku suka darimu. Senyummu. Senyummu yang membuat jantungku seakan berhenti sejenak. Senyummu yang terletak pada wajah manismu yang membuat aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Dan entah mengapa, aku membiarkan rasa itu mengalir begitu cepat ke dalam tubuh dan pikiranku. Saat itulah aku mulai berpikir dan merasakan bahwa aku tak sekedar mengagumimu tapi…mulai menyukaimu. Sempat juga aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa aku begitu cepat jatuh cinta. Jatuh cinta dengan orang yang belum ku kenal sama sekali? Tepatnya, jatuh cinta padamu. Tetapi hati kecilku yang menjawab semua pertanyaan yang ada di benakku selama ini bahwa ada sebuah keyakinan yang kuat yang mengatakan bahwa kamu berbeda dari yang lain. Sangat berbeda.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan akupun sudah mulai terbiasa memikirkanmu. Selalu memikirkanmu. Hanya memikirkanmu. Dan memikirkanmu sudah menjadi rutinitasku sehari-hari. Setelah merasakan dan meyakinkan diri, sekarang aku sangat yakin bahwa kamu benar-benar berbeda dari yang lain. Dari situlah aku mulai mencari tahu namamu, alamatmu, hobimu, keluargamu, sampai nama situs pertemananmu, entah Facebook ataupun Twitter untuk bisa dekat denganmu. Dan saat aku mendapatkan itu semua, aku seperti mendapatkan piala dari suatu perlombaan. Butuh perjuangan. Butuh kerja keras. Tapi sangat menyenangkan. Menyenangkan untuk tahu siapa dirimu.
Bayanganmu mulai memenuhi pikiranku. Setiap saat aku berpikir, “Sedang apa kamu?” “Apa kamu sedang memikirkanku?” Mungkin terdengar berlebihan tapi aku suka. Aku suka memikirkanmu. Karena memikirkanmu dapat membuatku melupakan sejenak beban pikiranku, membuatku merasa lega, merasa senang, dan terlebih lagi merasa hidupku lebih bewarna. Tapi sampai saat ini aku tidak bisa mengutarakan isi hatiku padamu. Aku tidak mempunyai keberanian. Rasanya, aku harus mengumpulkan sejuta keberanian untuk mengungkapkan ini semua. Karena aku takut. Sangat takut. Takut untuk kau menjauh dari sisiku.
Selama ini aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan, hanya bisa curi-curi pandang dan ketika bola matamu menatap bola mataku, jantungku berpacu sangat cepat. Betapa senangnya diriku saat itu walaupun kau tak begitu menghiraukannya. Aku juga hanya bisa memikirkanmu tanpa kau tau aku memikirkanmu, memendam rasa kangen, rasa cemburu, rasa sedih, rasa senang, salting, malu, bercerita tentang kamu ke semua teman-temanku dan juga bertingkah sangat konyol. Konyol? Ya! Aku selalu menunggu kamu pulang sekolah hanya untuk melihat kamu. Melihat senyummu. Walaupun aku rela menunggumu sampai sore hari. Mungkin itu salah satu perbuatan konyolku. Tapi bodohnya aku, bodohnya aku menunggumu! Menunggu yang tak pasti. Selalu menunggu sebuah jawaban. Terkadang aku merasa lelah melakukan dan memikirkan semua tentang kamu. Sejujurnya…aku ingin mengakhiri semua ini. Aku ingin kamu mulai melihatku dan merasakan apa yang kurasakan selama ini. Yaitu, mulai mencintaiku.
Sekarang aku sudah mendapatkan jawaban. Jawaban atas semua pertanyaanku. Jawaban yang selalu aku nanti-nantikan darimu. Aku dengan jalanku, kamu dengan jalanmu. Kamu lebih memilih wanita pilihanmu. Dan seharusnya aku tak usah melangkah lebih jauh karena kita tidak mungkin bersama. Suatu perbedaanlah yang mungkin membuat kita seperti minyak dan air. Tidak akan pernah menyatu. Harusnya aku menyadari itu dari awal. Kamu pun juga tidak perlu mengetahui apa yang selama ini aku pertanyakan. Aku akan membiarkan kamu mengalir, lalu menguap begitu saja dipikiranku. Seperti aku untuk kamu.
Yah…walaupun begitu, aku tidak pernah menyesal mengenal dirimu. Sungguh. Sungguh aku tak menyesal. Karena saat-saat bersamamu, membuat kenangan terindah yang pernah ku alami. Akan kukenang selalu dirimu. Karena hanya itulah yang bisa kulakukan sekarang. Dan kenangan itu akan kusimpan baik-baik seperti album kenangan dalam memori otakku.
Untuk mengakhiri semua ini, aku ingin melihat seulas senyuman di wajahmu untukku. Hanya untukku. Walau hanya sesaat.
Especially for You,
From Your Secret Admirer.
ps: "Jangan pernah ungkapkan cintamu
Karena angin membuai lembut
Dalam kelam, dalam diam" - William Blake
Terimakasih sudah membaca :)
2 komentar:
hahahahaha lucu
haha makasih hanna =))
Posting Komentar